Hati Tertinggal di Makassar (Bag. 2)
Oleh: Nina Firstavina, SE. Web Editor PNPM Mandiri Perkotaan Hari kedua, Rabu, 9 Desember 2011. Kami langsung menuju Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Saya mendapat kehormatan untuk bertemu dengan dua dari sekian puluh korban dari kejadian tembok runtuh Sinrijala. Nenek tersebut begitu bersemangat menceritakan detik-detik runtuhnya tembok, yang menghancurkan 11 rumah dan membuat 30 KK kehilangan harta benda, bahkan nyawa anggota keluarga. Tercatat, 11 orang tewas dalam kejadian, termasuk jabang bayi yang belum lahir. Salah satu nenek yang saya temui rupanya kehilangan anak semata wayang dan cucunya yang masih di dalam perut, sekaligus. Raut duka membayang jelas di sana, seiring cerita dituturkan dalam logat Makassar yang sangat kental. Saya gagal menahan air mata di depan narasumber—suatu hal “memalukan” bagi saya pribadi, tapi biarlah, sekalian mengingatkan bahwa saya masih manusia biasa. Saking terenyuhnya hati, ditambah hasrat ingin berbagi duka, saya men